3 Tantangan Global yang Harus Dihadapi Umat Islam Dunia Menurut KH. Ma’ruf Amin
MALANG, Santri Semesta – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin
mengatakan, terdapat tiga tantangan global yang dihadapi oleh umat Islam saat
ini.
Tantangan itu berkaitan dengan upaya memajukan umat Islam di
tengah masyarakat dunia. Tantangan pertama adalah persepsi bahwa Islam
merupakan agama konflik dan kekerasan.
Ma’ruf mengatakan, persepsi ini muncul akibat konflik di
negara-negara Muslim, khususnya di Timur Tengah.
“Sekitar 60 persen konflik di dunia melibatkan negara-negara
Islam,” katanya saat memberikan sambutan dalam Webinar Peran Santri di Era
Milenial dan Disruptif Digital dalam rangka Hari Santri Nasional dan Dies
Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya
(UB), Selasa (10/11/2020).
Ma’ruf mengatakan, Islam telah dipersepsikan sangat buruk di
Amerika Serikat. Banyak masyarakat Amerika Serikat yang memberikan penilaian
buruk terhadap Islam.
Ia kemudian menjelaskan bahwa hasil survei Pew Research
tahun 2017 menggambarkan pandangan warga di Amerika Serikat terhadap Islam.
Dari hasl survei itu, lebih dari 41 persen warga AS melihat
Islam pendorong terorisme dan kekerasan.
"Sedangkan 44 persen melihat Islam dan demokrasi tidak
dapat berjalan beriringan. Hampir 50 persen melihat bahwa sebagian warga Muslim
adalah anti-Amerika" ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di tengah masyarakat Eropa.
Ma’ruf Amin menyampaikan, hasil survei di 10 negara di Eropa menunjukkan bahwa
50 persen masyarakat Eropa mamandang Islam secara negatif.
Madrasah yang merupakan pendidikan berbasis pada agama Islam
dianggap sebagai lembaga yang menumbuhkan bibit ideologi teroris. Ma’ruf Amin
mengatakan, pandangan negatif tersebut merupakan cara pandang yang salah
terhadap Islam dan telah menggeneralisasu tindakan terorisme yang terjadi.
“Generalisasi terhadap peran negatif madrasah diperoleh
hanya karena orang barat melihat bahwa beberapa pelaku teroris merupakan alumni
madrasah. Cara pandang yang selalu menggeneralisasi dan negatif ini harus kita
lawan. Namun, di saat yang sama umat Islam juga perlu introspeksi,” katanya.
Tantangan kedua adalah berkaitan dengan Islamofobia. Ma’ruf
Amin mengatakan, serangan atau pelecehan terhadap Muslim di Amerika Serikat dan
Eropa terus meningkat.
“Pelecehan terhadap orang Islam di Amerika Serikat pada 2016
meningkat 36 persen jika dibandingkan dengan 2001. Pengalaman yang sama juga
terjadi di Eropa. Pada tahun 2017 rata-rata satu dari tiga Muslim yang disurvei
mengalami diskriminasi dan prasangka buruk atau prejudice,” jelasnya.
“Terakhir baru saja terjadi peristiwa di Perancis yang
mendiskreditkan Agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia
karena memposisikan Islam sebagai agama teroris,” ucap Ma'ruf.
Menurutnya, persepsi dan perlakuan buruk terhadap Umat Islam
itu akibat Islam tidak dipahami secara menyeluruh.
“Jika diteliti lebih mendalam diketahui bahwa sumber utama
dari kebencian terhadap Islam itu adalah ketidak tahuan atau ketidak pahaman
terhadap apa Islam itu,” jelasnya.
Tantangan ketiga adalah berkaitan dengan kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat Islam.
Menurutnya, pada tahun 2018, hanya 31 negara dari 57 negara
yang tergabung di Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang memiliki tingkat
literasi di atas 90 persen. Tidak hanya itu, negara-negara Muslim masih harus
berjuangan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.
Ma’ruf menilai tiga tantangan global ini menjadi tanggung
jawab bersama, terutama pemerintah Indonesia sebagai negara dengan penduduk
Muslim terbesar dunia.
“Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia, kita
memiliki tanggung jawab untuk bersama-sama menyerukan dan menjelaskan ajaran
Islam yang sesungguhnya. Yaitu ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, Islam
yang washatiyah dan tentu saja Islam yang ahlussunnah wal jamaah dan dalam hal
ini pesantren dan para santri harus mampu mengambil peran yang signifikan,”
jelasnya.
Ditulis Oleh : Tammam

0 Comments: