Ketua NU Jatim Ajak Nahdliyin Untuk Bijak Sikapi Pernyataan Presiden Prancis Macron
Santri Semesta - Beragam sikap ditunjukkan kaum muslimin dan juga warga
Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin terkait kemunculan kembali kasus karikatur Nabi.
Termasuk pernyataan Presiden Prancis
Emmanuel Macron yang dianggap mendukung pelecehan tersebut.
Terkait hal ini, KH Marzuki Mustamar bahkan mengeluarkan
pernyataan khusus yang kemudian beredar luas di masyarakat. Dalam video
dimaksud, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini meminta
umat Islam bersikap proporsional dengan pertimbangan yang matang.
“Sebagai muslim tentu kita tersinggung, marah, kalau Nabi
digambarkan jelek kayak gitu,” kata Kiai Marzuki, sapaan kesehariannya.
Namun demikian, Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang
tersebut meminta semua juga melakukan evaluasi, mawas diri dan introspeksi.
Karena dalam pandangan dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
tersebut, Prancis ramah kepada muslim Ahlussunah Wal Jama’ah atau Aswaja dan
Islam moderat seperti yang dianut NU.
“Kepada muslim biasa (bukan aliran keras), yang Aswaja,
Prancis itu welcome. 2.000 lebih masjid di Prancis aman-aman aja,” kata Kiai
Marzuki Mustamar. Bukan hanya itu.
Menurut Kiai Marzuki, ribuan pengungsi dari Syuriah juga diterima oleh Prancis.
“Yang membuat Prancis marah, bukan kepada umat Islam seperti
kita, Ahlusunnah Wal-Jama’ah. Yang membuat Macron marah karena Islam model
ISIS. Teroris itu lho, Islam radikal. Jadi yang bermasalah itu Islam radikal,
bukan Islam umum seperti yang kita anut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kiai Marzuki mengingatkan bahwa al-Qur’an
melarang menjelek-jelekkan agama lain. Karena kalau hal tersebut yang
dilakukan, akan juga akan ada balasan dari kalangan yang tidak simpatik.
“Aslinya, Al-Qur’an sendiri itu melarang kita menyakiti
orang lain, melarang kita mem-bully, menghina, mengejek, menjelek-jelekkan
agama di luar Islam. Yesus diilok-ilokno yo gak oleh (Yesus diolok-olok ya
tidak boleh)-. Sang Yang Widi dielek-dielekno yo gak oleh,” kata Kiai Marzuki
Mustamar sembari mengatakan bahwa pada zaman Nabi pun dulu juga dilarang menghina
berhala Latta, Uzza, dan sebagainya.
Sebab, kata Kiai Marzuki Mustamar, jika menjelek-jelekkan
simbol agama lain yang dianggap suci, khawatir membalas menjelek-jelekkan agama
Islam secara ngawur.
“Jadi ini bukan soal NU atau bukan. Tapi mari kita mengikuti
ajaran agama Islam,” sergahnya sembari mengutip Al-Qur’an surat Al-Anam ayat
108.
Karena itu Kiai Marzuki mengajak mengembangkan Islam yang
ramah, damai, berbudaya, berperadaban, berprestasi, dan membanggakan.
Sebab, meski umat Islam minoritas di beberapa negara lain,
tapi jika berprestasi dan membanggakan, maka negara yang mereka tempati akan
hormat dan ikut bangga. Bahkan, bukan tidak mungkin lalu tertarik dan masuk
Islam.
Kiai Marzuki menegaskan bahwa sikap seperti ini bukan
berarti membela orang kafir. Tapi yang ingin ditunjukkan bahwa Islam sangat
ramah, membawa kemajuan, berprestasi dan memberi solusi hidup sehingga kalangan
lain tertarik kepada Islam.
“Nabi-nabi dahulu sudah biasa dihina-hina. Tapi karena Nabi
Muhammad punya kepentingan dakwah, Nabi tetap berdagang dengan mereka,” kata
Kiai Marzuki.
Dirinya mencontohkan seorang Yahudi yang menghina Nabi
Muhammad. Tapi Nabi sabar, tidak marah. Lalu si Yahudi itu sakit. Nabi Muhammad
justru datang menjenguk dan mengobati. Sembuh. Si Yahudi tertarik pada akhlak
Nabi. Ia masuk Islam.
“Ini (kisah Yahudi) ada di Bukhari,” kata Kiai Marzuki
Mustamar sembari menunjukkan Kitab Bukhari yang ada di depannya.
Menurut Kiai Marzuki, Nabi Muhammad justru mendekati dan
mendakwahi para penghinanya dengan akhlak yang terpuji dan tinggi, bukan dengan
kekerasan, sehingga mereka masuk Islam.
Sumber : https://jatim.nu.or.id/read/ketua-nu-jatim-ajak-nahdliyin-bijak-sikapi-pernyataan-presiden-prancis
Ditulis Oleh : Rizal

0 Comments: