8 Cara Mendidik Anak Laki-Laki Dalam Islam, Ini sabda Nabi!!!
Santri Semesta - Mendidik anak selalu menjadi tantangan
tersendiri bagi orang tua. Mendidik anak laki-laki dan perempuan pun tidak bisa
disamakan pula, ada beberapa hal yang berbeda terutama jika hal tersebut
menyangkut kodratnya.
Masyarakat mengajarkan bahwa anak-anak harus dibesarkan
untuk tujuan tertentu sedangkan masyarakat Islam juga mengajarkan membesarkan
anak untuk beberapa tujuan.
Mungkin ada beberapa tumpang tindih yang wajar tetapi tujuan
orang tua Muslim dalam membesarkan anak-anak Muslim adalah untuk membesarkan
Muslim yang saleh.
Diriwayatkan oleh Abu Huraira ra, dari Nabi sallallaahu
'alaihi wa sallam, bersabda:
"Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya
pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang
adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa
dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling
mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah,
seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi
dia menolak dan mengatakan: 'Saya takut kepada Allah', seseorang yang memberi
amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang
diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah
dalam kesendirian hingga meneteskan air mata."
Berikut merdeka.com merangkum cara mendidik anak laki-laki
dalam agama islam:
1. Jadikan Salat Ramah dan Akab dengan Anak
Cara mendidik anak laki-laki yaitu dengan membuatnya dekat
dengan Tuhannya, salah satunya yaitu dengan membuat salat akrab dan ramah
dengannya. Ini memang bukan tahap pertama, namun seiring dengan ia tumbuh,
salat harus diperkenalkan sedikit demi sedikit.
Mengajari anak laki-laki salat tidak bisa hanya membuatnya
mau melakukannya, namun juga mengembangkan suasana rumah yang memiliki
kebiasaan salat tepat waktu maupun menganggapnya sebagai sebuah kebutuhan,
bukan paksaan.
Tentu orangtua perlu membimbing anak dengan telaten dan
menjelaskannya dengan sabar jika anak terus ingin tahu.
2. Jadikan Hadis Sebagai Inspirasi Anak
Ada begitu banyak Hadis indah untuk anak-anak, yang penuh
dengan hikmah dari Nabi Muhammad (saw). Cara mendidik anak laki-laki dengan
memberikan hadis-hadis yang mungkin ingin Anda internalisasikan nilai-nilainya
kepada anak Anda.
Dan jika Anda seorang ibu, mungkin Anda ingin mengajarkan
hadits ini kepada anak-anak Anda:
Surga terletak di telapak kaki ibumu.
(Ahmad, Nasai)
3. Memperdengarkan Alquran
Cara mendidik anak laki-laki berikutnya yaitu dengan
membiasakan memperdengarkan Al quran kepada mereka. Hal ini supaya anak sudah
terbiasa dengan lantunan setiap ayat firman Allah, apalagi dengan pikiran yang
masih suci dan mudah menerima.
Apabila Anda ingin memiliki anak yang kelak jadi seorang hafidz,
bisa dengan memperdengarkan juz 1 dari sejak lahir hingga usia 30 hari.
Kemudian berlanjut juz 2 pada usia bayi 2 bulan, begitu seterusnya hingga
selesai juz 30 pada usia 2 setengah tahun.
Anak akan benar-benar terbiasa dan sudah belajar bicara,
mempermudah Anda dalam mengajarkan isi Alquran. Tambahan pula dengan
menceritakan kisah Islami yang berkaitan dengan kitab Alquran.
4. Menceritakan Dongeng-dongeng Islami
Cara mendidik anak laki-laki saat dini bisa dilakukan dengan
membacakan dongeng-dongeng islami yang mudah diterima si anak. Orangtua bisa
membeli buku-buku dongeng islami khusus umur tertentu.
Kisah-kisah islami tersebut akan bisa diserap oleh anak
secara sadar maupun tidak dan menjadi tauladan yang baik dalam kehidupan
sehari-hari. Selain merupakan cara yang seru bagi anak, ia juga mendapatkan
ilmu dan nilai-nilai islam di dalamnya.
5. Mengajarkan Tauhid
Cara mendidik anak laki-laki menurut Islam sebenarnya sudah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, melalui azan dari sang ayah atau kakeknya.
"Dari Abu Dawud dan Tirmidzi Aku telah melihat Rasulullah SAW mengazankan
Al-Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan azan
seperti azan salat". (HR. Tirmidzi).
6. Kenalkan pada Puasa
Mengajak anak untuk mulai mengenal puasa sejak dini,
kira-kira pada usia 6 tahun sudah mengajarkan bangun sahur. Sebagian masyarakat
Indonesia menggunakan cara puasa setengah hari dan berselang seling, selanjutnya
puasa penuh seharian.
Tanamkan pada anak segala manfaat dan berkah dari berpuasa.
Ketika anak Anda sudah terbiasa untuk berpuasa, lama-lama akan lebih mudah
baginya untuk puasa Ramadhan penuh tanpa setengah hari lagi.
7. Mengajarkan Anak Sedekah dan Berbagi
Islam mengajarkan untuk banyak berbagi, baik dengan orang
yang mampu maupun tidak. Rasulullah mengajarkan hal ini berkali-kali, layaknya
Utsman bin 'Affan yang kekayaannya masih terjaga hingga kini, dan diteruskan
oleh para keturunannya.
Janji Allah itu pasti, semakin sering berbagi semakin sering
pula Allah membagi Anda, entah dalam bentuk apa dan tidak terduga. Wallahualam.
8. Ajarkan untuk menghormati perempuan
Cara mendidik anak laki-laki yang tak kalah penting yaitu
juga dengan mengajarkannya menghormati perempuan. Dalam islam, laki-laki
merupakan imam bagi sesama laki-laki dan perempuan juga keluarganya. Oleh sebab
itu hal tersebut tidak boleh sampai diterjemahkan sebagai tindakan semena-mena.
Sebaliknya, laki-laki mengemban tanggung jawab untuk bisa
selalu menghormati perempuan dan menjaga pandangannya. Sebagaimana firman Allah
dalam surah An-Nur ayat 30 yakni:
Qul lil-mu`minīna yaguḍḍụ min abṣārihim wa yaḥfaẓụ furụjahum,
żālika azkā lahum, innallāha khabīrum bimā yaṣna'ụn
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat”.
Jika pandangan saja harus dijaga, tentu perbuatan lainnya
juga secara otomatis perlu dijaga lebih ketat karena sebagaimana firmal Allah
pada Q.S. Yusuf ayat 109:
"Kami tidak mengutus sebelummu, melainkan orang
laki-laki yang kami wahyukan kepada mereka di antara penduduk negeri. Maka
tidakkah mereka berpergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan
orang-orang sebelum mereka dan sesungguhnya negeri akhirat adalah lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu berakal?"
0 Comments: