Kamis, 17 Juni 2021

8 Cara Mendidik Anak Laki-Laki Dalam Islam, Ini sabda Nabi!!!

8 Cara Mendidik Anak Laki-Laki Dalam Islam, Ini sabda Nabi!!!

Santri Semesta - Mendidik anak selalu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Mendidik anak laki-laki dan perempuan pun tidak bisa disamakan pula, ada beberapa hal yang berbeda terutama jika hal tersebut menyangkut kodratnya.

Masyarakat mengajarkan bahwa anak-anak harus dibesarkan untuk tujuan tertentu sedangkan masyarakat Islam juga mengajarkan membesarkan anak untuk beberapa tujuan.

Mungkin ada beberapa tumpang tindih yang wajar tetapi tujuan orang tua Muslim dalam membesarkan anak-anak Muslim adalah untuk membesarkan Muslim yang saleh.

Diriwayatkan oleh Abu Huraira ra, dari Nabi sallallaahu 'alaihi wa sallam, bersabda:

"Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi dia menolak dan mengatakan: 'Saya takut kepada Allah', seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air mata."

Berikut merdeka.com merangkum cara mendidik anak laki-laki dalam agama islam:

1. Jadikan Salat Ramah dan Akab dengan Anak

Cara mendidik anak laki-laki yaitu dengan membuatnya dekat dengan Tuhannya, salah satunya yaitu dengan membuat salat akrab dan ramah dengannya. Ini memang bukan tahap pertama, namun seiring dengan ia tumbuh, salat harus diperkenalkan sedikit demi sedikit.

Mengajari anak laki-laki salat tidak bisa hanya membuatnya mau melakukannya, namun juga mengembangkan suasana rumah yang memiliki kebiasaan salat tepat waktu maupun menganggapnya sebagai sebuah kebutuhan, bukan paksaan.

Tentu orangtua perlu membimbing anak dengan telaten dan menjelaskannya dengan sabar jika anak terus ingin tahu.

2. Jadikan Hadis Sebagai Inspirasi Anak

Ada begitu banyak Hadis indah untuk anak-anak, yang penuh dengan hikmah dari Nabi Muhammad (saw). Cara mendidik anak laki-laki dengan memberikan hadis-hadis yang mungkin ingin Anda internalisasikan nilai-nilainya kepada anak Anda.

Dan jika Anda seorang ibu, mungkin Anda ingin mengajarkan hadits ini kepada anak-anak Anda:

Surga terletak di telapak kaki ibumu.

(Ahmad, Nasai)

3. Memperdengarkan Alquran

Cara mendidik anak laki-laki berikutnya yaitu dengan membiasakan memperdengarkan Al quran kepada mereka. Hal ini supaya anak sudah terbiasa dengan lantunan setiap ayat firman Allah, apalagi dengan pikiran yang masih suci dan mudah menerima.

Apabila Anda ingin memiliki anak yang kelak jadi seorang hafidz, bisa dengan memperdengarkan juz 1 dari sejak lahir hingga usia 30 hari. Kemudian berlanjut juz 2 pada usia bayi 2 bulan, begitu seterusnya hingga selesai juz 30 pada usia 2 setengah tahun.

Anak akan benar-benar terbiasa dan sudah belajar bicara, mempermudah Anda dalam mengajarkan isi Alquran. Tambahan pula dengan menceritakan kisah Islami yang berkaitan dengan kitab Alquran.

4. Menceritakan Dongeng-dongeng Islami

Cara mendidik anak laki-laki saat dini bisa dilakukan dengan membacakan dongeng-dongeng islami yang mudah diterima si anak. Orangtua bisa membeli buku-buku dongeng islami khusus umur tertentu.

Kisah-kisah islami tersebut akan bisa diserap oleh anak secara sadar maupun tidak dan menjadi tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain merupakan cara yang seru bagi anak, ia juga mendapatkan ilmu dan nilai-nilai islam di dalamnya.

5. Mengajarkan Tauhid

Cara mendidik anak laki-laki menurut Islam sebenarnya sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, melalui azan dari sang ayah atau kakeknya. "Dari Abu Dawud dan Tirmidzi Aku telah melihat Rasulullah SAW mengazankan Al-Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan azan seperti azan salat". (HR. Tirmidzi).

6. Kenalkan pada Puasa

Mengajak anak untuk mulai mengenal puasa sejak dini, kira-kira pada usia 6 tahun sudah mengajarkan bangun sahur. Sebagian masyarakat Indonesia menggunakan cara puasa setengah hari dan berselang seling, selanjutnya puasa penuh seharian.

Tanamkan pada anak segala manfaat dan berkah dari berpuasa. Ketika anak Anda sudah terbiasa untuk berpuasa, lama-lama akan lebih mudah baginya untuk puasa Ramadhan penuh tanpa setengah hari lagi.

7. Mengajarkan Anak Sedekah dan Berbagi

Islam mengajarkan untuk banyak berbagi, baik dengan orang yang mampu maupun tidak. Rasulullah mengajarkan hal ini berkali-kali, layaknya Utsman bin 'Affan yang kekayaannya masih terjaga hingga kini, dan diteruskan oleh para keturunannya.

Janji Allah itu pasti, semakin sering berbagi semakin sering pula Allah membagi Anda, entah dalam bentuk apa dan tidak terduga. Wallahualam.

8. Ajarkan untuk menghormati perempuan

Cara mendidik anak laki-laki yang tak kalah penting yaitu juga dengan mengajarkannya menghormati perempuan. Dalam islam, laki-laki merupakan imam bagi sesama laki-laki dan perempuan juga keluarganya. Oleh sebab itu hal tersebut tidak boleh sampai diterjemahkan sebagai tindakan semena-mena.

Sebaliknya, laki-laki mengemban tanggung jawab untuk bisa selalu menghormati perempuan dan menjaga pandangannya. Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nur ayat 30 yakni:

Qul lil-mu`minīna yaguḍḍụ min abṣārihim wa yaḥfaẓụ furụjahum, żālika azkā lahum, innallāha khabīrum bimā yaṣna'ụn

Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

Jika pandangan saja harus dijaga, tentu perbuatan lainnya juga secara otomatis perlu dijaga lebih ketat karena sebagaimana firmal Allah pada Q.S. Yusuf ayat 109:

"Kami tidak mengutus sebelummu, melainkan orang laki-laki yang kami wahyukan kepada mereka di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka berpergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka dan sesungguhnya negeri akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu berakal?"

Previous Post
Next Post

0 Comments: