Sabtu, 19 Juni 2021

Covid Melonjak!!!!!, NU-Muhammadiyah Ajak Masyarakat Sholat di Rumah

 Covid Melonjak, NU-Muhammadiyah Ajak Masyarakat Sholat di Rumah

Pengurus Besar Santri Semesta-Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pimpinan pusat Muhammadiyah mengimbau umat Islam untuk menghindari aktivitas di tempat ibadah seperti masjid dan mushola ketika dampak penyebaran virus corona (Covid-19) melonjak.

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengimbau umat Islam untuk beribadah di rumah guna menekan penyebaran Covid-19.

"Mari kita tunda dan hindari acara-acara besar-besaran, berkumpul dan berkumpul. Demi keselamatan bersama, semua kegiatan keagamaan bisa dilakukan di rumah," kata Hermi dalam keterangan resmi, Jumat (18/6).

Helmy juga mewajibkan seluruh warga negara Indonesia, khususnya warga NU, untuk selalu mematuhi himbauan dan himbauan pemerintah. Termasuk mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan selama pandemi Covid-19.

Ia juga mendorong para pemuka agama untuk berperan aktif dan menjadi teladan dalam mensosialisasikan dan mengamalkan prosedur kebersihan untuk menghindari wabah Covid-19.

“Kami juga mewajibkan pengurus Nahdlatul Ulama dari daerah hingga cabang untuk berperan aktif dalam sosialisasi kesepakatan dan himbauan pemerintah melalui fasilitas yang mereka miliki. Antara lain speaker, toa, media sosial, dll,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua PP Muhammadiyah Damang Kahmad juga mengimbau masyarakat di wilayah merah penularan corona agar menghindari keramaian, termasuk tempat ibadah.

Himbauan tersebut sejalan dengan imbauan Menteri Agama agar seluruh kegiatan keagamaan di kapel yang berada di kawasan zona merah dihentikan sementara hingga kawasan tersebut dinyatakan bebas virus corona.

"Demikian juga di zona merah, sambil menghindari keramaian, termasuk tempat ibadah," kata Dawei kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Dadang menilai lonjakan Covid-19 belakangan ini disebabkan kelalaian semua pihak. Pasalnya, protokol kesehatan yang seharusnya dipatuhi mulai diabaikan.

Kemudian, ia meminta semua pihak untuk tidak selalu menggunakan rangsangan di pusat perbelanjaan, pasar, tempat rekreasi dan tempat ibadah.

"Ini sangat mengkhawatirkan. Karena kelalaian kami, kami semua mengabaikan lelucon ini," katanya.

Pokja Penanganan Covid-19 menyatakan lonjakan kasus pasca libur Libanon 2021 lebih tinggi dibandingkan Idul Fitri tahun lalu.

Pada minggu keempat setelah Idul Fitri tahun 2020, jumlah kasus meningkat sebesar 93,11%, dan tahun ini meningkat menjadi 112,22%.

 

Previous Post
Next Post

0 Comments: