MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah Kritik Hadis
Yang Diampu Oleh: Bpk Mohammad
Subhan Zamzami, LC., M.TH.I
PROGRAM STUDI AHWAL
AL-SYAKHSYIYAH
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI PAMEKASAN
DAFTAR ISI
DAFATR ISI
KATRA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................................ i
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................... i
C. Tujuan
Masalah.......................................................................................................... i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
metode pembelajaran............................................................................ 2
B. Macam-macam
metode pembelajaran................................................................... 6
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 7
B. Kritik
Dan Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan
dan kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Berikut ini, penulis mempersembahkan
sebuah makalah (karya tulis) Metode-metode pembelajara. Penulis mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan
atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri
dalam tahap belajar.
Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar
bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Agama
memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.Agama menjadi
pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat.Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi
sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan
Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia.Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.Peningkatan
potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai
potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
B. Perumusan
Masalah
Metode
apa saja yang bisa digunakan dan efektif dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam?
Apa
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode pembelajaran Pendidikan
Agama Islam tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan
istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pekerjaan atau pendidikan,
maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka
mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Sedangkan secara terminologi, para ahli
mendefinisikan metode sebagai berikut:
Hasan
Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus di
lalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
Abd.
Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis
dalam mencapai tujuan pengajaran.
Ahmad
Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang penting tepat dan
cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan
beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode adalah seperangkat
cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran
agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi
tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran.[1]
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi
ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis.Polipragmatis, bilamana
metode mengandung kegunaan yang serba ganda (multypurpose), misalnya suatu
metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk
membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si
pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan metode sebagai alat. sedangkan monopragmatis,
bilamana metode mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Secara garis besar metode mengajar
dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :
Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang
lazim dipakai oleh guru atau disebut metode tradisional.
Metode mengajar inkonvesional, yaitu
suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara
umum, seperti mengajar dengan modul, pengajaran berprogram, machine unit, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di sekolah tertentu yang
mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli
menanganinya.[2]
B.
Macam-macam Metode Pembelajaran
1. Metode
Ceramah
Metode
ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka
kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar
memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru.Metode ini layak dipakai
guru bila pesan yang disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak,
dan guru adalah seorang pembicara yang baik.
Kelebihan : penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang
disampaikan dapat sebanyak-banyaknya, pengorganisasian kelas lebih sederhana,
dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar, fleksibel dalam
penggunaan waktu dan bahan.[3]
Kelemahan : guru seringkali mengalami kesulitan dalam
mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat pasif dan sering keliru
dalam menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa,
cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang.
2.
Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih,
berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi,
saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu.
Kelebihan
: suasana kelas lebih hidup, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu,
kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, siswa belajar untuk mematuhi
peraturan-peraturan dan tata tertib dalam musyawarah.
Kelemahan
: siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa mengalami
kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan
sistematis.
Untuk
mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini: pimpinan diskusi
diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh
siswa agar berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa
mendapat giliran berbicara, sementara siswa yang lain belajar mendengarkan
pendapat temannya, mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.[4]
Ada beberapa jenis diskusi yang
dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa antara lain :
a) Whole Group, yaitu bentuk diskusi kelas
dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai
pemimpin dan topiknya telah direncanakan.
b) Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang
biasanya terdiri dari kelompok kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi
kelompok besar terdiri (7-15) anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang
suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.
c) Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi
menjadi kelompok kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan
bertatap muka dengan mudah.Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah
pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan mempertajam
bahan pelajaran.
d) Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri
dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatau topik tertentu dan duduk
dalam bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator.
e) Syindicate group, yaitu bentuk diskusi
ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4
peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas
yang bersifat komplementer.
f) Symposium, yaitu dalam diskusi ini
biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa
peserta symposium.
g) Informal debate, yaitu biasanya bentuk
diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan
peraturan perdebatan formal.
h) Fish bowl, yaitu diskusi ini tempat duduk
diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta
diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang
berada di dalam mangkok.
3.
Metode Tanya Jawab
Yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan
murid menjawab atau penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada
guru.
Kelebihan
: situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan
buah fikiran, melatih agar anak berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan,
timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan menghangatkan proses
diskusi dengan lisan secara teratur, mendorong murid lebih aktif dan
sungguh-sungguh, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir,
mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan
pendapat.
4. Metode Pembiasan
Yaitu
sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir,
bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama Islam. Contohnya ayat
pengharaman khomar.
Kelebihan
: tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah. Metode
ini tercatat sebagai metode paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak
didik.
Kelemahan
: membutuhkan tenaga pendidik yang bener-benar dapat dijadikan sebagai contoh.
5.
Metode Keteladanan
Yaitu
hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun
keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan
sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan
pengertian uswah dalam ayat alqur’an.
Kelebihan
: memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya, memudahkan
guru mengevaluasi hasil belajar, mendorong guru akan selalu berbuat baik,
tercipta situasi yang baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Kelemahan
: figur guru yang kurang baik cenderung akan ditiru oleh anak didiknya, jika
teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.
6.
Metode Pemberian Ganjaran
Yaitu
pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik anak didik. Macam-macam
ganjaran : pujian yang indah, imbalan materi/hadiah, doa, tanda penghargaan,
wasiat pada orang tua.
Kelebihan : memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
jiwa anak didik, menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti
anak yang memperoleh pujian dari gurunya.
Kelemahan
: dapat menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukan secara berlebihan,
umumnya “ganjaran” membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya.
7.
Metode Pemberian Hukuman
Metode
ini kebalikan dari metode pemberian ganjaran yang mana kelebihan dan
kekuragannya hampir sama. Metode ini adalah jalan terakhir dalam proses
pendidikan.
8.
Metode Sorogan
Inti
metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secara face to face,
antara guru dan murid.
Kelebihan : guru secara pasti mengetahui secara pasti
kualitas anak didiknya, bagi murid yang IQ-nya tinggi akan cepat menyelesaikan
pelajaran, mendapatkan penjelasan yang pasti dari seorang guru.
Kelemahan
: membutuhkan waktu yang sangat bnyak.
9. Metode
Bandongan
Menurut
Zamarkhasy Dhofier, yaitu sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang
membaca, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buu Islam dalam bahasa Arab.
Keun gulannya hampir sama dengan metode
ceramah : lebih cepat dan praktis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya
suatu prosess belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu
sistem pengajaran. Secara
garis besar metode mengajar dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian : metode
mengajar konvensional dan metode mengajar inkonvesional.
Metode-metode mengajar yang ada antara lain: metode
pembiasaan,metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode pemberian
hukuman,metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sorogan,
metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian tugas,
metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode sosiodrama,
metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode kerja lapangan,
metode demonstasi, metode kerja kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam.Jakarta : Ciputat Press.
Muhammad Siddik, Metode dan Teknik Mengajar dalam Pendidikan Agama Islam, pustaka setia
Usman, Basrudin M. 2004. Metodologi Pembelajaran Agama Islam.Jakarta ,Ciputat Press.
[1]
Siddik Muhammad, Metode dan Teknik Mengajar dalam
Pendidikan Agama Islam, (CV,Pustaka setia surabaya,2003) hal:67
[2] Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam,
(Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal.:5
[4]
Arief Armai,
Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
(Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal.:18

0 Comments: