PROFIL PONDOK PESANTREN DARUL ULUM
Darul
Ulum adalah sebuah pesantren yang berada di desa Gersempal Kecamatan Omben
Kabupaten Sampang. Sebuah desa yang kecil, tenang, damai, jauh dari kebisingan
dan hingar bingar perkotaan. Namun, siapa sangka kalau ditempat yang jauh dari
keramaian itu kini menjadi rumah tempat tinggal insan-insan berkualitas yang
nantinya akan membawa cahaya penunjuk jalan bagi segenap umat manusia. Kesederhanaan
yang diajarkan kepada para santri terlihat jelas dari bagaimana cara hidup
mereka sehingga menjadikan mereka insan yang rendah hati sebagaimana padi yang
selalu terlihat menunduk meski banyak berisi, yang nantinya akan memberi
kehidupan kepada banyak insan di muka bumi Allah ini. Aamiin...
SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN DARUL
ULUM GERSEMPAL
KH.
Abdul Wahid bin Khudaifah Al-Furjani adalah pendiri pondok pesantren Darul Ulum
Gersempal. KH. Abdul Wahid lahir pada tahun 1929 dari keluarga yang sederhana
yang lahir dari pasangan KH. Khudzaifah dan Nyai HJ Rahbiah di desa Sumber
Papan Pamekasan. Beliau adalah salah satu uluma’ kharismatik yang terkenal akan
ke’aliman, kewara’an dan kezuhudannya. Beliau juga terkenal sebagai salah satu
mursyid tarekat Naqsyabandiyah Ahmadiyah Mudzhariyah sila ke-45. Kata “Al-Furjani”
sendiri adalah sebuah nisbat kepada desa Prajjen, yang mana nasab dari ayahanda
. KH. Abdul Wahid bersambung kepada Kyai Abdul Allam Prajjen, sedangkan ibu
beliau adalah keturunan buju’ Itsbat. Sejak
lahir sampai tumbuh besar beliau sudah terbiasa dengan kehidupan di lingkungan
pesantren yang merupakan sebuah kehidupan yang tentu saja tidak mudah dijalani.
Pada tahun 1935, pada saat itu umur
beliau masih 6 tahun, beliau belajar kepada kakeknya sendiri KH Zainal Abidin
di ponpes Prajjen, beliau adalah ayah dari Nyai HJ. Rahbiah. Diantara guru-guru
beliau; dalam bahasa arab beliau belajar pada Syekh Ahmad Mudhor dan dalam ilmu
nahwu shorrof beliau belajar kepada Kyai
Syamlawi, pada tahun 1946 KH. Abdul Wahid belajar agama kepada KH Sirojuddin di
ponpes Miftahul Ulum Bettet. Hingga akhirnya pada tahun 1959 beliau hijrah ke
desa Gersempal yang kala itu memang sedang membutuhkan seseorang yang ahli
dalam bidang agama. Hal pertama yang beliau lakukan disana adalah mendirikan
majlis taklim, beliau langsung mengajarkan agama kepada masyarakat melalui
majlis taklim tersebut. Pada awalnya santri beliau hanya berjumlah 20 santri kemudian
lambat laun seiring berjalannya waktu, ketertarikan masyarakat untuk
mempelajari ilmu agama semakin meningkat sehingga santri beliau yang awalnya
sedikit saat ini sudah mencapai ratusan.
SISTEM
PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DARUL ULUM
Sistem
Pendidikan PPDU terbagi menjadi 3 macam:
Pertama
Pendidikan Non Formal yang terbagi menjadi beberapa tingkatan;
Tingkatan
pertama adalah Ibtidaiyah, ditingkat ini para santri ditekankan untuk belajar
ilmu agama dengan berpegangan pada kitab-kitab dasar. Tingkatan kedua adalah Tsanawiyah
yang merupakan tahap pengembangan, di sini para santri dididik untuk
mengembangkan palajaran-pelajaran yang telah ditempuh selama 6 tahun ditingkat
ibtidaiyah, ditingkat ini para santri juga ditugaskan untuk mengajar Al-Qur’an
sesuai dengan ketentuan yang ada. Yang terakhir adalah tingkat Aliyah,tingkatan
ini merupakan tahap pematangan, dimana santri yang sudah berada di tingkat ini
akan di tugaskan di sekolah-sekolah cabang selama kurang lebih 2 tahun dengan
harapan para santri mendapatkan pengalaman dan tambahan mental yang kemudian
dipadukan dengan keilmuannya sebagai bekal dalam menghadapi masyarakat.
Pendidikan
yang kedua adalah Pendidikan Formal atau Pendidikan Umum yang terdiri
dari 5 jenjang; PAUD, RA, MI, MTS dan MA.
Pendidikan
yang ketiga dalah Ekstra Kurikuler yang terbagi menjadi 3 macam: Kajian
Al-Qur’an, Kajian Kitab Kuning dan Kesenian.
Dalam
kajian Al-Qur’an terbagi menjadi 3 tingkatan : Tingkat Ejaan, Tingkat Lalaran
dan Tingkat Qira’ah. Pembagian ini disesuaikan dengan kemampuan mereka dalam
membaca Al-Qur’an.
Dalam
Kajian Kitab Kuning hanya santri yang Tsanawiyah, Aliyah dan yang lulus
Pendidikan Formal saja yang bisa mengikutinya. Kitab-kitab yang dikaji seperti Tanwirul
Qulub, Fathul Mu’in, Anwar Masalik, dll. PPDU juga mendidik para santri
agar terampil dalam kesenian seperti Hadrah,
Kaligrafi, Qira’ah dan Pencak Silat. Dengan cara memasukan kegiatan
tersebut kedalam Program Ekstra Kurikuler pesantren diharapkan bisa menumbuhkan
rasa cinta kepada seni agar tetap terlestarikan dan terbudayakan. Pengembangan
pada sistem pendidikan terus dilakukan oleh pengurus seiring berjalannya waktu agar proses
belajar-mengajar di PPDU terus meningkat sehingga para santri benar-benar dapat
memaksimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang
nantinya akan berguna untuk mereka saat terjun di tengah-tengah masyarakat.
SEHARI DI PONDOK PESANTREN DARUL ULUM
GERSEMPAL
Rutinitas
di PPDU dimulai dari sebelum terbitnya fajar. Yang diawali dengan dibangunkannya
para santri oleh pengurus untuk melaksanakan sholat tahajjud bersama, setelah
selesai sholat tahajjud para santri mengisi waktu luangnya dengan membaca Al-Qur’an,
berdzikir, bersholawat dan i’tikaf bersama di dalam masjid, hal ini dilakukan
sampai masuk waktu sholat shubuh berjamaah. Setelah usai melaksanakan sholat
subuh para santri meneruskan kegiatannya yaitu belajar Al-Qur’an yang mana
dalam hal ini juga terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu Ejaan, Lalaran, dan Qira’ah
sesuai dengan kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur’an. Setelah usai mengaji
ba’da shubuh para santri menggunakan waktu yang ada untuk sarapan, mandi dan
bersenda gurau, tawa lepas terlihat jelas dari wajah mereka, sungguh begitu
indah suasana pesantren. Dengan semangat dan energi yang baru para santri
bersiap-siap pergi ke sekolah untuk
mengikuti pendidikan formal, seperti kebanyakan sekolah lainya disini mereka juga
di ajarkan tentang pendidikan formal seperti olah raga, baris-berbaris, keterampilan,
dll. Setalah mengikuti pelajaran yang melelahkan, para santri pulang ke
asramanya untuk rehat dan beristirahat sejenak hal ini dilakukan agar para
santri bisa melanjutkan kegiatan berikutnya dengan tenang dan maksimal. Setelah
adzan dhuhur berkumandang para santri pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat
dhuhur berjamaah, setelah itu mereka berangkat lagi kesekolah untuk mengikuti
pelajaran-pelajaran di madrasah. Saat adzan ashar berkumandang waktu
istirahatpun tiba para santripun pergi
ke masjid untuk sholat berjema’ah ashar, setelah usai sholat ashar mereka
kembali ke madrasah untuk melanjutkan pelajaran, saat menjelang maghrib mereka
berkumpul di masjid untuk membaca sholawat tawasuliyah bersama, saat masuk waktu
magrib mereka sholat berjama’ah setelah itu mereka mengaji ba’da maghrib yang
dibimbing oleh ustadz tsanawiyah hingga sampai masuk waktu isya’, setelah
melaksanakan sholat isya’ mereka membaca aqo’id yang 50, hal ini dilakukan agar
para santri mempunyai dasar dalam berakidah, setelah usai membaca aqoid yg 50
para santri melanjutkan kegiaatannya yaitu musyawarah di madrasah kira-kira jam 9 setelah musyawaroh mereka mutola’ah di
asrama masing-masing untuk mengulang pelajaran yang telah di ajarkan di
madrasah. Setelah menjalani kegiatan yg panjang tentulah rasa lelah akan ada
oleh karna itu para santri beristirahat beharap mereka akan bertemu hari esok
yg lebih baik aamiin.
TEMPAT-TEMPAT DI PONDOK PESNTREN DARUL
ULUM
Masjid
PPDU yang merupakan jantung PPDU terletak di tengah-tengah komplek pesantren,
masjid PPDU menjadi tempat pusat
berkumpulnya para santri....... PPDU terdiri
dari beberapa daerah yg di desaign sedemikian rupa diharapkan agar para santri
bisa kerasan dan cepat akrab dengan lingkungan sekitar, daerah A adalah asrama
yang terletak di timur pesantren terdiri dari
11 kamar daerah A dulu bernama
daerah cemetean tapi kemudian nama itu diganti agar memudahkan orang tua saat
mengirim putranya.dan daerah lainya adalah daerah B yang terdiri dari 8 kamar
daerah ini dulu bernama derah kedung-dung ,daerahC yang terdiri dari 6 kamar
dengan ukuran yang berbeda beda daerah ini dulu adalah gabungan dari beberapa
daerah yaitu ketapang,sari arum dan karang gayam ,daerah D,adalah daerah yang
terdiri dari 4 kamar daerah ini adalah gabungan dari dua daerah wonokusumo dan
sawah pulo daerah E, daerah yang terletak di selatan masjid yang terdiri dari
12 kamar gabungan dari dua daerah karang penang dan dualas

0 Comments: