Jumat, 02 Oktober 2020

PROFIL PONDOK PESANTREN DARUL ULUM GERSEMPAL KEC.OMBEN KAB.SAMPANG





PROFIL PONDOK PESANTREN DARUL ULUM
Darul Ulum adalah sebuah pesantren yang berada di desa Gersempal Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Sebuah desa yang kecil, tenang, damai, jauh dari kebisingan dan hingar bingar perkotaan. Namun, siapa sangka kalau ditempat yang jauh dari keramaian itu kini menjadi rumah tempat tinggal insan-insan berkualitas yang nantinya akan membawa cahaya penunjuk jalan bagi segenap umat manusia. Kesederhanaan yang diajarkan kepada para santri terlihat jelas dari bagaimana cara hidup mereka sehingga menjadikan mereka insan yang rendah hati sebagaimana padi yang selalu terlihat menunduk meski banyak berisi, yang nantinya akan memberi kehidupan kepada banyak insan di muka bumi Allah ini. Aamiin...

SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN DARUL ULUM GERSEMPAL
KH. Abdul Wahid bin Khudaifah Al-Furjani adalah pendiri pondok pesantren Darul Ulum Gersempal. KH. Abdul Wahid lahir pada tahun 1929 dari keluarga yang sederhana yang lahir dari pasangan KH. Khudzaifah dan Nyai HJ Rahbiah di desa Sumber Papan Pamekasan. Beliau adalah salah satu uluma’ kharismatik yang terkenal akan ke’aliman, kewara’an dan kezuhudannya. Beliau juga terkenal sebagai salah satu mursyid tarekat Naqsyabandiyah Ahmadiyah Mudzhariyah sila ke-45. Kata “Al-Furjani” sendiri adalah sebuah nisbat kepada desa Prajjen, yang mana nasab dari ayahanda . KH. Abdul Wahid bersambung kepada Kyai Abdul Allam Prajjen, sedangkan ibu beliau adalah keturunan buju’ Itsbat.  Sejak lahir sampai tumbuh besar beliau sudah terbiasa dengan kehidupan di lingkungan pesantren yang merupakan sebuah kehidupan yang tentu saja tidak mudah dijalani. Pada tahun 1935, pada saat  itu umur beliau masih 6 tahun, beliau belajar kepada kakeknya sendiri KH Zainal Abidin di ponpes Prajjen, beliau adalah ayah dari Nyai HJ. Rahbiah. Diantara guru-guru beliau; dalam bahasa arab beliau belajar pada Syekh Ahmad Mudhor dan dalam ilmu nahwu shorrof  beliau belajar kepada Kyai Syamlawi, pada tahun 1946 KH. Abdul Wahid belajar agama kepada KH Sirojuddin di ponpes Miftahul Ulum Bettet. Hingga akhirnya pada tahun 1959 beliau hijrah ke desa Gersempal yang kala itu memang sedang membutuhkan seseorang yang ahli dalam bidang agama. Hal pertama yang beliau lakukan disana adalah mendirikan majlis taklim, beliau langsung mengajarkan agama kepada masyarakat melalui majlis taklim tersebut. Pada awalnya santri beliau hanya berjumlah 20 santri kemudian lambat laun seiring berjalannya waktu, ketertarikan masyarakat untuk mempelajari ilmu agama semakin meningkat sehingga santri beliau yang awalnya sedikit saat ini sudah mencapai ratusan.

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DARUL ULUM

Sistem Pendidikan PPDU terbagi menjadi 3 macam:
Pertama Pendidikan Non Formal yang terbagi menjadi beberapa tingkatan;
Tingkatan pertama adalah Ibtidaiyah, ditingkat ini para santri ditekankan untuk belajar ilmu agama dengan berpegangan pada kitab-kitab dasar. Tingkatan kedua adalah Tsanawiyah yang merupakan tahap pengembangan, di sini para santri dididik untuk mengembangkan palajaran-pelajaran yang telah ditempuh selama 6 tahun ditingkat ibtidaiyah, ditingkat ini para santri juga ditugaskan untuk mengajar Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan yang ada. Yang terakhir adalah tingkat Aliyah,tingkatan ini merupakan tahap pematangan, dimana santri yang sudah berada di tingkat ini akan di tugaskan di sekolah-sekolah cabang selama kurang lebih 2 tahun dengan harapan para santri mendapatkan pengalaman dan tambahan mental yang kemudian dipadukan dengan keilmuannya sebagai bekal dalam menghadapi masyarakat.
Pendidikan yang kedua adalah Pendidikan Formal atau Pendidikan Umum yang terdiri dari 5 jenjang; PAUD, RA, MI, MTS dan MA.
Pendidikan yang ketiga dalah Ekstra Kurikuler yang terbagi menjadi 3 macam: Kajian Al-Qur’an, Kajian Kitab Kuning dan Kesenian.
Dalam kajian Al-Qur’an terbagi menjadi 3 tingkatan : Tingkat Ejaan, Tingkat Lalaran dan Tingkat Qira’ah. Pembagian ini disesuaikan dengan kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur’an.
Dalam Kajian Kitab Kuning hanya santri yang Tsanawiyah, Aliyah dan yang lulus Pendidikan Formal saja yang bisa mengikutinya. Kitab-kitab yang dikaji seperti Tanwirul Qulub, Fathul Mu’in, Anwar Masalik, dll. PPDU juga mendidik para santri agar  terampil dalam kesenian seperti Hadrah, Kaligrafi, Qira’ah dan Pencak Silat. Dengan cara memasukan kegiatan tersebut kedalam Program Ekstra Kurikuler pesantren diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta kepada seni agar tetap terlestarikan dan terbudayakan. Pengembangan pada sistem pendidikan terus dilakukan oleh pengurus seiring  berjalannya waktu agar proses belajar-mengajar di PPDU terus meningkat sehingga para santri benar-benar dapat memaksimalkan waktu yang ada untuk  mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang nantinya akan berguna untuk mereka saat terjun di tengah-tengah masyarakat.

SEHARI DI PONDOK PESANTREN DARUL ULUM GERSEMPAL

Rutinitas di PPDU dimulai dari sebelum terbitnya fajar. Yang diawali dengan dibangunkannya para santri oleh pengurus untuk melaksanakan sholat tahajjud bersama, setelah selesai sholat tahajjud para santri mengisi waktu luangnya dengan membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersholawat dan i’tikaf bersama di dalam masjid, hal ini dilakukan sampai masuk waktu sholat shubuh berjamaah. Setelah usai melaksanakan sholat subuh para santri meneruskan kegiatannya yaitu belajar Al-Qur’an yang mana dalam hal ini juga terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu Ejaan, Lalaran, dan Qira’ah sesuai dengan kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur’an. Setelah usai mengaji ba’da shubuh para santri menggunakan waktu yang ada untuk sarapan, mandi dan bersenda gurau, tawa lepas terlihat jelas dari wajah mereka, sungguh begitu indah suasana pesantren. Dengan semangat dan energi yang baru para santri bersiap-siap  pergi ke sekolah untuk mengikuti pendidikan formal, seperti kebanyakan sekolah lainya disini mereka juga di ajarkan tentang pendidikan formal seperti olah raga, baris-berbaris, keterampilan, dll. Setalah mengikuti pelajaran yang melelahkan, para santri pulang ke asramanya untuk rehat dan beristirahat sejenak hal ini dilakukan agar para santri bisa melanjutkan kegiatan berikutnya dengan tenang dan maksimal. Setelah adzan dhuhur berkumandang para santri pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, setelah itu mereka berangkat lagi kesekolah untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di madrasah. Saat adzan ashar berkumandang waktu istirahatpun tiba para santripun  pergi ke masjid untuk sholat berjema’ah ashar, setelah usai sholat ashar mereka kembali ke madrasah untuk melanjutkan pelajaran, saat menjelang maghrib mereka berkumpul di masjid untuk membaca sholawat tawasuliyah bersama, saat masuk waktu magrib mereka sholat berjama’ah setelah itu mereka mengaji ba’da maghrib yang dibimbing oleh ustadz tsanawiyah hingga sampai masuk waktu isya’, setelah melaksanakan sholat isya’ mereka membaca aqo’id yang 50, hal ini dilakukan agar para santri mempunyai dasar dalam berakidah, setelah usai membaca aqoid yg 50 para santri melanjutkan kegiaatannya yaitu musyawarah di madrasah kira-kira  jam 9 setelah musyawaroh mereka mutola’ah di asrama masing-masing untuk mengulang pelajaran yang telah di ajarkan di madrasah. Setelah menjalani kegiatan yg panjang tentulah rasa lelah akan ada oleh karna itu para santri beristirahat beharap mereka akan bertemu hari esok yg lebih baik aamiin.

TEMPAT-TEMPAT DI PONDOK PESNTREN DARUL ULUM

Masjid PPDU yang merupakan jantung PPDU terletak di tengah-tengah komplek pesantren, masjid PPDU menjadi tempat  pusat berkumpulnya para santri.......  PPDU terdiri dari beberapa daerah yg di desaign sedemikian rupa diharapkan agar para santri bisa kerasan dan cepat akrab dengan lingkungan sekitar, daerah A adalah asrama yang terletak di timur pesantren terdiri dari  11 kamar daerah  A dulu bernama daerah cemetean tapi kemudian nama itu diganti agar memudahkan orang tua saat mengirim putranya.dan daerah lainya adalah daerah B yang terdiri dari 8 kamar daerah ini dulu bernama derah kedung-dung ,daerahC yang terdiri dari 6 kamar dengan ukuran yang berbeda beda daerah ini dulu adalah gabungan dari beberapa daerah yaitu ketapang,sari arum dan karang gayam ,daerah D,adalah daerah yang terdiri dari 4 kamar daerah ini adalah gabungan dari dua daerah wonokusumo dan sawah pulo daerah E, daerah yang terletak di selatan masjid yang terdiri dari 12 kamar gabungan dari dua daerah karang penang dan dualas








Previous Post
Next Post

0 Comments: