Minggu, 20 Agustus 2023

Jejak Sejarah Santet: Kepercayaan, Mitos, dan Kehidupan Masyarakat

Jejak Sejarah Santet: Kepercayaan, Mitos, dan Kehidupan Masyarakat

Santri Semesta - "Santet," sebuah istilah yang melekat dalam budaya Indonesia, telah menjadi bagian integral dari kepercayaan dan mitos yang membentuk lanskap spiritual masyarakat. Meskipun konsep ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, jejak sejarahnya mencerminkan evolusi budaya, keyakinan, dan kehidupan sosial.

 

Asal Usul dan Awal Kemunculan Santet:

Asal mula kata "santet" tidak sepenuhnya jelas, tetapi diyakini berasal dari bahasa Jawa yang mengacu pada praktik-praktik spiritual tertentu. Praktik serupa dengan tujuan merugikan atau melukai orang lain juga ditemukan dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Di Indonesia, santet diyakini telah ada sejak zaman kerajaan dan berlanjut hingga zaman modern.

 

Peran Dalam Masyarakat Tradisional:

Santet memiliki peran yang mendalam dalam masyarakat tradisional. Dalam masyarakat yang kuat dalam kepercayaan spiritual, santet dianggap sebagai alat untuk menyelesaikan konflik atau membalas dendam. Keyakinan dalam kekuatan santet juga dapat memberikan rasa kekuasaan dan kendali atas situasi.

 

Pengaruh Budaya dan Lingkungan:

Ketika menjelajahi sejarah santet, penting untuk mempertimbangkan pengaruh budaya dan lingkungan tempat praktik ini berkembang. Di berbagai daerah, praktik santet dapat berbeda dalam bentuk dan tujuan. Selain itu, hubungan antara santet dan pandangan kepercayaan lokal dapat membentuk cara orang melihat dunia dan interaksi sosial.

 

Perkembangan dan Perubahan:

Seiring perkembangan zaman, konsep santet berubah mengikuti dinamika budaya dan teknologi. Dalam era modern, pengaruh media sosial dan teknologi informasi telah membawa santet ke dunia maya. Meskipun perubahan ini terjadi, keyakinan dan cerita-cerita tentang santet tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya dan sejarah Indonesia.

 

Tantangan dan Pemahaman Lebih Mendalam:

Perdebatan mengenai eksistensi santet masih berlanjut hingga saat ini. Meskipun ilmu pengetahuan modern tidak dapat mengonfirmasi klaim supernatural santet, penting untuk memahami bahwa keyakinan ini bukan hanya tentang pengaruh individu. Hal ini juga terkait dengan aspek sosial, psikologis, dan budaya yang membentuk pemahaman masyarakat.

 

Sebagai sebuah fenomena budaya dan spiritual, santet mempertanyakan keseimbangan antara kepercayaan dan ilmu pengetahuan. Sementara ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan rasional, penting juga untuk menghormati keyakinan masyarakat dan memahami konteks budaya yang membentuk pandangan mereka terhadap santet.

#santet #alatsantet #satani #jawa #madura

Senin, 28 Juni 2021

KISAH CICIT PEREMPUAN RASULULLAH SAW YAITU SAYYIDAH NAFISAH RA DENGAN ANAK YAHUDI

KISAH CICIT PEREMPUAN RASULULLAH SAW YAITU SAYYIDAH NAFISAH RA DENGAN ANAK YAHUDI

Subhanallah...

Islam agama yang benar.

Itulah pengakuan dari keluarga Yahudi setelah anaknya sembuh dari kelumpuhan berkat air wudhu saja. Air wudhu yang tak sengaja dipungut dan dioleskan ke kaki si anak Yahudi, tiba-tiba saja kakinya bisa digunakan untuk berdiri, bahkan berlari.

Bekas air wudhu tersebut adalah bekas air wudhu Waliyullah Sayyidah Nafisah yang merupakan cicit dari Rasulullah SAW.

Beliau adalah seorang wanita teladan di antara muslimat-muslimat lainnya. Dengan ketakwaannya yang tinggi kepada Sang Pencipta, beliau dikenal sebagai salah satu waliyullah yang memiliki banyak karomah.

Baca Juga : .8 Cara Mendidik Anak Laki-Laki Dalam Islam, Ini sabda Nabi!!!

Dan salah satu karomahnya adalah bisa menyembuhkan sakit lumpuh dengan air wudhunya.

Subhanallah...

Silsilah Sayyidah Nafisah adalah beliau putri dari Hasan Al Anwar bin Zaid Al Ablaj bin Imam Hasan Bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib suami sayyidah Fatimah binti Rasulullah saw beliau juga menyandang sebagai cicit dari Rasulullah SAW. Di balik derajat nasab yang agung itu, Sayyidah Nafisah rupanya memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi dan senantiasa berzikir kepada Allah SWT.

Pada suatu ketika Sayyidah Nafisah datang ke Mesir untuk menetap dan tinggal di sana. Di Mesir, beliau tinggal berdekatan dengan keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak gadis yang sedang sakit lumpuh. Meski berbeda keyakinan, namun Sayyidah Nafisah sangat menghormati tetangganya itu.

.

(Memang Islam sangat menghormati tentangga dan pemeluk agama lain).

Di hari yang cerah, si ibu gadis Yahudi hendak pergi untuk suatu keperluan. Ia merasa kebingungan karena tidak tahu kepada siapa anaknya yang lumpuh tadi dititipkan. Setelah berfikir sejenak, akhirnya sang ibu memutuskan untuk menitipkan anak gdisnya kepada Sayyidah Nafisah.

Sayyidah Nafisah tak merasa keberatan sedikit pun dengan amanah sang ibu bahkan beliau menjaga amanah itu dengan sebaik-baiknya. Ketika datang waktu shalat, Sayyidah Nafisah langsung bergegas mengambil air wudhu. Namun, di tengah-tengah Sayyidah berwudhu, air basuhan yang terjatuh tanpa disadari mengalir ke tempat anak gadis Yahudi yang lumpuh itu.

Gadis Yahudi itu kemudian mengambil bekas air wudhu tersebut sedikit dengan tangannya. Kemudian ia membasuhkannya ke kedua kakinya yang lumpuh.

Subhanallah...

.

Atas izin Allah SWT, anak gadis tersebut tiba-tiba saja bisa langsung berdiri. Tak lama kemudian ia sudah sembuh total dari kelumpuhannya. Tentu saja hal ini membuat si anak gadis Yahudi sangat riang dan ia bermaksud hendak mengucapkan terima kasih kepada Ayyidah Nafisah. Tapi apa daya, niatnya tertunda karena Sayyidah Nafisah sedang asyik bertemu kepada Sang Pencipta lewat Shalatnya.

Selang tak berapa lama kemudian, ibu gadis tersebut ternyata sudah kembali.

Betapa kagetnya sang ibu karena ia disambut anak gadisnya dengan berlari-lari kecil. Seketika itulah sang ibu menyadari bahwa anak gadisnya sudah sembuh dari kelumpuhan.

Sang ibu dan anak saling berpelukan.

Sang ibu menanyakan apa penyebab kesembuhan lumpuhnya. Si anak gadis kemudian menceritakan semua yang telah dialaminya.

.

Begitu mendengar penuturan anaknya, sang ibu menangis sambil tersungkur ke tanah.

Sang ibu berkata,

”Tak diragukan lagi, agama Sayyidah Nafisah adalah agama yang mulia dan sungguh-sungguh agama yang benar.”

Setelah mengucapkan yang demikian itu, di saat yang bersamaan, Sayyidah Nafisah sudah selesai shalat.

Sang ibu gadis Yahudi langsung saja mendekati Sayyidah Nafisah, memeluk dan menciuminya. Sang ibu juga ingin memeluk agama yang dipeluk Sayyidah Nafisah. Akhirnya, sang Ibu langsung mengucapkan syahadat dengan penuh ikhlas karena Allah SWT.

Subhanallah...

Satu Keluarga Yahudi Masuk Islam

Beberapa saat kemudian, ayah gadis Yahudi tersebut datang.

Laki-laki itu merupakan salah satu tokoh Yahudi dan dia pun sangat gembira ketika melihat anak gadisnya sudah tidak lumpuh lagi.

.

Kemudian dia bertanya kepada istrinya tentang sebab kesembuhan anaknya.

Sang istri pun menjawab dan menceritakan semuanya dengan rasa gembara tiada tara.

Setelah mendengar cerita istrinya, sang ayah kemudian mengangkat tangan ke langit dan berkata,

”Maha Suci Engkau yang memberikan petunjuk terhadap orang yang Engkau kehendaki. Demi Allah, agama Sayyidah Nafisah adalah agama yang benar.”

Setelah mengucapkan demikian, sang ayah pun mengucap dua kalimat syahadat sebagai tanda akan keislamannya.

Akhirnya seluruh keluarga masuk islam berkat karomah cicit Nabi Muhammad SAW.

SubhanAllah...

Sebuah kebesaran Allah memberi karomah(sebuah keistimewahan yg tdk diberikan kpd stiap orang) kusus kpada para kekasihnya..

Allah humma shalli alla sayyidina Muhammad..

Rabu, 17 Februari 2021

Kisah Nabi Ibrahim dan api

 Kisah Nabi Ibrahim dan api



Dilahirkan di tengah masyarakat jahiliah yang musyrik, Nabi Ibrahim sempat alami pengasingan ke hutan oleh orangtuanya. Hal ini lantaran di zaman itu, Raja Namrud (negeri tempat Ibrahim tinggal) mengeluarkan peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir.

Seiring berjalannya waktu dan tumbuh dewasa, Nabi Ibrahim yang cerdas kemudian memahami bahwa berhala yang disembah warga setempat bukanlah Tuhan yang harus disembah. Singkat cerita, Nabi Ibrahim pun memutuskan untuk menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud.

Mengetahu berhala yang ada di negerinya dirusak, Raja Namrud geram dan memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup.

Ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api, ia berkata, “Allah (Sendiri) sudah cukup bagi kami, dan, Dia adalah yang terbaik dalam segala urusan.” Setelah perkataannya, api yang berkobar itu padam dan Nabi Ibrahim pun berjalan keluar dari puing-puing pembakaran tanpa luka sedikit pun.

Dari kisah singkat Nabi Ibrahim di atas, ini bisa menginspirasi anak untuk melawan rasa takut atas keyakinan yang ia miliki. Saat si Kecil merasa takut, Mama bisa mengajarkan padanya untuk mengatakan HasbunAllah seperti Ibrahim.

Sabtu, 13 Februari 2021

Serigala Yang Beriman Kepada Rasulullah SAW

Serigala Yang Beriman Kepada Rasulullah SAW


Dikisahkan pada masa kenabian Muhammad SAW, pada suatu daerah hiduplah seorang pengembala kambing. Pengembala tersebut harus mengurus ratusan kambing dan domba. Setiap pagi, lelaki itu membawa seluruh hewan ternak yang diamanati kepadanya ke padang rumput dekat dengan oasis.

Namun naas, suatu hari lelaki tersebut kecolongan karena seekor serigala berhasil menerkam seekor domba yang lepas dari kerumunan. Pengembala tersebut pun mengejar sang serigala dan menakut-nakutinya dengan ayunan tongkat.

Domba yang menjadi buruan serigala bertubuh cukup gemuk, sehingga serigala alami kesulitan saat membawanya kabur. Sang gembala pun menarik paksa domba tersebut dari cengkeraman serigala.

"Wahai fulan, mengapa engkau begitu zalim? Allah telah menetapkan domba itu sebagai rezekiku untuk hari ini, mengapa engkau merebutnya dariku?" ujar serigala itu kemudian.

Betapa terkejutnya pria ini ketika mendengar serigala itu bertutur kata layaknya manusia. "Kamu... Bisa berbicara?" kata sang pengembala takjub.

"Mengapa engkau melihatku terheran-heran? Harusnya engkau tahu, ada yang lebih mengherankan daripada seekor serigala bisa berbicara," kata hewan itu.

"Apa itu?"

"Di Madinah, ada seorang nabi dan rasul yang Allah utus untuk sekalian alam. Namun, banyak orang yang justru membangkang dan enggan beriman kepadanya. Nama nabi itu, Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," papar serigala.

Keesokan harinya, lelaki pengembala itu pergi ke Madinah untuk menjumpai langsung sosok yang diceritakan serigala kemarin. Perjalanan yang tidak mudah dia tempuh dengan penuh kesabaran dan sampailah ia di Madinah.

Setelah bertanya kepada warga setempat, lelaki itu kemudian tiba di depan Masjid Nabawi. Singkat cerita, ia berkesempatan bertemu Nabi Muhammad SAW. Kepada beliau, ia pun menuturkan kisahnya hingga sampai di Madinah.

Kemudian Rasulullah membenarkan kisah sang gembala bahwa ada seekor binatang yang terang-terangan menunjukkan rasa imannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Lebih lanjut, hal itu ternyata termasuk tanda kian dekatnya hari akhir.

"Yang demikian itu adalah salah satu tanda kiamat," sabda Muhammad SAW.

Kisah ini termaktub dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, serta Imam Ahmad. Pakar tafsir Ibnu Katsir menilai sanadnya sahih.

Dari kisah ini, diharapkan anak dapat selalu beriman kepada Allah SWT untuk mempersiapkan hari akhir kelak. Wallahualam.

Sumber : https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/ninda/dongeng-anak-islami-sebelum-tidur/3

Di tulis : Ainur

Nabi Daud A.S Dan Seekor Ulat

 Nabi Daud A.S dan Seekor Ulat

Nabi Daud A.S merupakan Nabi yang sangat taat kepada Allah SWT. Ketaatan Nabi Daud membuatnya mendapat keistimewaan berupa kepercayaan untuk menyebarkan kitab Zabur.

Suatu hari, beliau yang sedang membaca kitab Zabur sembari duduk tenang dalam suraunya melihat seekor ulat metah yang berada disekitarnya. Beliau kemudian mengawasi ulat tersebut dambil berpikir dalam hati, "Apa ya, yang Allah harapkan dari ulat kecil ini?"

Mengetahui pikiran Nabi Daud, Allah SWT kemudian mengizinkan ulat tersebut untuk berkata layaknya manusia. Ulat merah itu pun berkata kepada Nabi Daud:

"Wahai nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk selalu membaca tasbih, Subhanallahu walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu akbar setiap hari sebanyak 1000 kali pada siang hari. Pada malam harinya, Allah SWT mengilhamkanku untuk membaca Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim, sebanyak 1000 kali juga."

Kemudian ulat tersebut juga berkata kepadanya:

"Lalu apa yang dapat kau dapat katakan kepadaku agar aku mendapat faedah darimu ya Nabi Allah?"

Mendengar perkataan ulat tersebut membuat Nabi Daud tersadar bahwa dirinya khilaf, ia telah memandang remeh makhluk Allah yang terlihat kecil dan tak bisa apa-apa. Padahal mereka bisa lebih dahsyat ibadahnya terhadap Allah dengan caranya sendiri.

Kemudian Nabi Daud memohon ampun dan berserah diri pada Allah SWT. Begitulah sifat pemikir seorang Rasul yang bijak. Setelahnya beliau tak lagi menganggap rendah segala makhluk ciptaan Allah.

Pelajaran yang bisa diajarkan pada anak dari kisah ini adalah, kita tak boleh memandang rendah dan meremehkan orang lain. Seperti ulat dalam kisah ini, meski terlihat kecil, namun ternyata ia selalu mengingat Allah SWT.

sumber : https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/ninda/dongeng-anak-islami-sebelum-tidur/2

Di tulis : Rizal

Sabtu, 16 Januari 2021

DI BALIK KETEGARAN

 DI BALIK KETEGARAN


Cahaya fajar di langit sebelah timur menandakan bahwa matahari akan menampakkan sinarnya. Semilir angin berhembus menghasilkan gemerisik suara dedaunan. Suara ayam berkokok membangunkan orang-orang dari tidurnya. Salah satunya yaitu Anisa Humaira, seorang gadis yatim yang berkehidupan sederhana. Ya, Anisa adalah anak yatim. Ayahnya telah meninggal dunia satu setengah tahun yang lalu. Dan sekarang Anisa hanya tinggal bersama ibunya.

“Nisa, bangun sayang.” Ucap Fatma-ibunya sembari mengelus pipi Anisa.

“Huaam, sudah pagi ya bu?” Tanya Anisa sambil menguap.

“Iya sayang, ya sudah sekarang kamu bangun, kita sholat subuh berjamaah setelah itu kamu persiapan berangkat sekolah ya. Ibu sudah siapkan sarapan seadanya dan pakaian sekolah kamu.” Perintah Fatma dengan lembut.

“Iya bu.” Jawab Nisa.

Ya seperti itulah, setiap pagi Anisa selalu dibangunkan oleh ibunya dan segala kebutuhan sekolahnya pun sudah disiapkan oleh ibunya yang sangat menyayanginya. Walaupun Anisa berasal dari keluarga yang sangat sederhana, tetapi orangtua Anisa adalah orang yang paham tentang agama. Jadi, sejak kecil Anisa sudah dikenalkan dengan agama oleh orangtuanya. Anisa selalu diajarkan untuk shalat tepat waktu, mengaji dan lain-lain. Sekarang Anisa pun sudah menghafal Al-Qur’an beberapa juz karena sebelum ayahnya meninggal dunia, ayahnya selalu berpesan supaya Anisa menjadi anak yang shaliha dan bisa menjadi seorang penghafal Al-qur’an.

Seperti biasa, Anisa sangat bersemangat untuk bersekolah karena ia ingin menjadi orang sukses agar bisa merubah kehidupannya menjadi lebih layak dan supaya ia bisa membahagiakan ibunya, satu satunya harta yang ia punya. Anisa pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum.

Sesampainya di sekolah, ia langsung berlari pergi menuju kelasnya. Anisa menduduki bangku SMA tepatnya di kelas 11. Anisa adalah anak yang rajin dan pintar maka dari itu ia masuk di kelas favorit dan biasa mendapat juara kelas. 

Saat jam istirahat, tiba-tiba teman sekelas Anisa yang bernama Fely, Dian, dan Hana datang.

“Guys … Lihat tuh ada anak kampung. Pakaiannya dekil banget udah kayak lap kotor hahaha.” Ucap Fely kepada dua sahabatnya, Dian dan Hana.

“Ya iya lah pakaiannya dekil gitu, dia kan anak yatim dan ibunya aja cuma pemulung. Mana bisa ibunya beli pakaian baru, hidupnya aja pas-pasan, hahaha.” ucap Hana.

“Duh kasian bener hidupnya, ups” imbuh Dian lalu mereka tertawa senang.

“Cukup! Kalian boleh menghinaku, silahkan hina aku sepuas kalian. Tapi aku pesan jangan menghina dengan membawa nama kedua orangtuaku terutama ibuku!” ucap Anisa tegas dengan mata yang berkaca-kaca dan berlalu pergi meninggalkan Fely dan gengnya.

 

Fely dan gengnya adalah ujian bagi Anisa. Bully-an, hinaan, cacian adalah santapan sehari-harinya di sekolah. Tentu Anisa sakit hati, apa lagi jika hinaan itu membawa nama Ibunya. Namun, pada kenyataannya Ia tak bisa selalu melawan dan hanya mampu bersabar.

Anisa paling tidak suka jika ada hinaan yang membawa nama Ibunya. Karena menurutnya, Ibunya adalah seorang yang begitu luar biasa. Ibunya adalah seorang yang baik, sabar, penyayang, pekerja keras, tak kenal lelah. Buktinya, Anisa merasa bahwa ibunya selalu mencukupi semua kebutuhan hidupnya. Anisa tidak merasa dirinya kekurangan.

Ketika Anisa sedang bersama Ibunya di rumah, dirinya menceritakan semua hal yang terjadi saat di sekolah tadi kepada ibunya.

“Ibu … ” jelas Anisa panjang lebar.

“Astaghfirullah, yang sabar ya sayang. Maafkan ibu jika kamu selalu dihina karena ibu hanya seorang pemulung yang belum bisa membahagiakan kamu, maafkan Ibu yang belum bisa menjadikan keadaan hidupmu layak. Sehingga saat ini keadaan hidup kamu jadi terbatas.” Ucap Fatma sembari meneteskan air mata.

“Tidak bu, jangan bilang seperti itu. Maafkan Anisa sehingga membuat ibu sedih karena curhatan Anisa. Apapun pekerjaan ibu selagi itu halal, Anisa sangat bangga sama ibu. Anisa sama sekali tidak merasa kekurangan. Justru Anisa sangat bersyukur memiliki Ibu, wanita hebat di dunia.” Ucap Anisa sambil menghapus air mata ibunya.

“Dengar ya sayang, jika ada yang menghina kamu lebih baik kamu diam saja, doakan orang yang menghina kamu. Saat kita sabar atas penghinaan dan kata-kata manusia, saat itulah Allah akan berikan kemuliaan kepada kita.” Ucap Fatma lembut.

“Maa syaa Allah iya bu, Anisa akan mendoakannya saja semoga Allah beri dia hidayah aamiin.” tutur Anisa.

“Ya sudah tidur yuk, sudah malam.” ajak Fatma.

“Iya bu, Anisa juga sudah ngantuk. Huaam.” jawab Anisa sambil menguap.

 

Ya memang jika sedang ada masalah, merasa sakit hati, gundah, lelah melanda, Anisa selalu bercerita kepada Ibunya. Menceritakan segala hal yang terjadi, serta nasehat nasehat dari Ibu adalah alasan di balik ketegaran.

 

Waktu terus berlalu. Malam telah berganti pagi, dinginnya udara malam telah terkikis halus oleh hangatnya mentari pagi. Kian membangunkan semangat dari keterpurukan, memberikan harapan untuk tetap hidup di hari ini.

Seperti hari-hari biasa, Anisa berangkat sekolah menggunakan angkutan umum. Anisa sangat berharap semoga hari ini adalah hari yang indah, tidak ada lagi hinaan dan cacian yang ia dapatkan lagi.

 

 

Ketika Anisa sedang membaca buku di perpustakaan, Anisa mendengar suara seseorang sedang menangis. Lantas ia berkeliling perpustakaan untuk memastikan siapa yang menangis, ternyata Fely yang sedang menangis. Tak mengerti apa alasannya, Anisa langsung menghampirinya.

“Fely, kenapa kamu menangis di sini?” tanya Anisa.

“Aku benar-benar sedang kehilangan, kemarin sore Ayahku kecelakaan dan meninggal dunia hiks… Dan Andra yang selama ini aku cintai ternyata dia punya kekasih lain hiks… Kenapa Allah mengambil Ayah dan memisahkan aku dengan Andra? Allah tidak sayang sama aku Anisa!” ucapnya dengan menangis tersendu-sendu.

“Astaghfirullah nggak seperti itu Fely. Justru Allah sayang sama kamu makanya Allah memisahkan kamu dengan Andra. Allah ingin menjauhkan kamu dari perbuatan dosa berpacaran. Allah ingin kamu bertaubat kembali kepada-Nya, Allah merindukanmu Fely. Kamu harus peka itu. Percayalah, sejauh apapun dua orang berpisah, jika mereka berjodoh pasti Allah akan pertemukan kembali. Dan untuk Ayahmu yang telah meninggal dunia, memang kematian tidak ada yang tau, itu sudah menjadi skenario Allah. Dan aku ikut berbela sungkawa atas meninggalnya ayahmu. Aku tau kamu sangat kehilangan karena aku pun sudah merasakannya. Sekarang kamu harus bertaubat dan mendoakan ayahmu supaya nanti kamu bisa bersama-sama lagi dengan ayah dan keluargamu di Syurga.” jelas Anisa sambil menenangkan Fely.

“Kamu benar Anisa. Aku sangat menyesal, aku selalu mengabaikan Allah, tidak mematuhi perintah-Nya dan aku selalu mementingkan kepentingan dunia. Aku ingin berubah, aku ingin hijrah menjadi sepertimu Anisa.” ucap Fely seketika membuat Anisa terkejut.

“Alhamdulillah aku senang sekali akhirnya kamu mau hijrah. Ini adalah Hidayah dari Allah. InsyaaAllah Allah akan mengampunimu jika niat kamu berhijrah karena dan untuk Allah.” ucap Anisa tersenyum.

“Terima kasih Anisa kamu sudah menasehatiku. Maafkan aku yang selalu menghinamu dan orangtuamu terutama ibumu. Aku mohon, maafkan perbuatanku Anisa hiks…” ucap Fely sesenggukan.

“Iya sudah tidak apa-apa Fely. Sebelum kamu minta maaf, aku sudah memaafkanmu.” Balas Anisa tersenyum.

“Terima kasih Anisa.” ucap Fely dan langsung memeluk Anisa.

 

Jam sekolah sudah selesai. Kini Anisa sedang dalam perjalanan pulang. Anisa sangat bersyukur akhirnya doanya pun dikabulkan oleh Allah, mulai saat ini tidak ada lagi hinaan untuk dirinya dan Ibunya.

 

Sesampainya di rumah, Anisa melihat Ibunya sedang membereskan barang-barang hasil memulung. Lalu ia mengucap salam dan mencium punggung tangan ibunya. Ia meminta Ibunya untuk berhenti membereskan barang-barang karena Anisa kasihan melihat ibunya nampak sangat lelah. Dia meminta ibunya untuk duduk santai karena Anisa akan bercerita semua hal yang terjadi kepada ibunya.

 

“Ibu, Anisa sangat bersyukur sekali hari ini karena Fely sudah meminta maaf kepada Anisa, dia menyesal dan dia mau hijrah bu. Terima kasih ibu atas semua nasehat dan pesan yang selalu ibu berikan kepada Anisa yang menjadikan alasan dibalik ketegaran sehingga Anisa menjadi seorang yang sabar atas ujian dari Allah.” ucap Anisa.

“Alhamdulillah, ibu ikut senang mendengarnya sayang. Yang terpenting kamu harus selalu percaya sama skenario Allah bahwa apapun yang Allah beri kepada kita itulah yang terbaik.” Jelas ibu tersenyum.

“Iya bu, dan Anisa mau bilang terima kasih banyak karena ibu selalu ada untuk Anisa dan selalu mendengarkan cerita Anisa. Terima kasih ibu selalu sabar, bekerja keras, banting tulang demi Anisa. Terima kasih sudah melahirkan Anisa, menyayangi, merawat Anisa sampai saat ini. Anisa bangga bisa memiliki Ibu sepertimu, yang selalu bisa melakukan apapun walau sebenarnya Ibu sudah lelah ingin istirahat tetapi Ibu tetap melakukan semua pekerjaan sendiri. Maafkan Anisa yang selalu merepotkan Ibu, jarang membantu Ibu, dan belum bisa membahagiakan Ibu.” Ucap Anisa lalu mencium tangan ibunya dan memeluk ibunya bersamaan dengan air mata yang turun.

 

Hari semakin berlalu, matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Burung-burung terbang untuk kembali ke rumahnya. Semburat warna merah keemasan dilangit nampak sempurna dimata orang yang memandangnya dan menjadi saksi atas cerita hari ini.

Sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/di-balik-ketegaran.html

Di Tulis : Rizal

SI PEJUANG MIMPI !!!

 SI PEJUANG MIMPI !!!

Dalam ceritanya Alif adalah seorang anak laki-laki yang lahir dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Sayangnya, ia terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus seperti tidak bisa mendengar dengan penglihatan yang tidak sempurna, di tengah keterbatasan Alif menjalani hidupnya meski ia tidak seperti anak seusianya yang suka bersekolah untuk belajar dan bermain. dalam segala keterbatasannya dia diuji oleh para dewa dengan hinaan dan hinaan dari orang-orang disekitarnya, tapi dia tetap berusaha keras untuk menghadapi mereka.

Alif berambisi ketika mendengar ibu dan ayahnya rindu pergi ke tanah suci namun kondisi ekonomi apa yang mereka tidak izinkan untuk pergi kesana, sejak itu Alif bermimpi ingin membawa orang tuanya ke Mekkah, namun ia tidak tahu bagaimana ia menyadarinya karena ia sadar kekurangan yang dia miliki dan Alif hampir putus asa dan melupakan mimpinya.

Hingga ketika sampai pada saat dimana perjuangan hidup yang ia hadapi selama ini dibalas dengan kemurahan hati Tuhan Yang Maha Esa, dengan keterbatasannya tertanam dalam suatu keunggulan yang sangat luar biasa, ia dapat menghafal 30 ayat Alquran dan mengaji ayat-ayat tersebut dengan melodi yang luar biasa untuk membuat seorang tetangga sebelah rumahnya takjub mendengar pembacaan ayat suci Alif, dan tak lama kemudian ia curiga tetangganya tersentuh dengan kebaikan dan mendaftarkan nama Alif Dalam lomba Hafizd al-Qur'an di salah satu stasiun televisi.

Setelah melalui setiap tahapan seleksi, kini saatnya menentukan "daaannnn… pemenang hafizd tahun ini adalah… Muhammad Alifin!" Menurut tuan rumah yang hadir saat itu, awalnya Alif tidak menyangka dirinya terpilih sebagai juara II hafizd Alquran dan berhak membawa uang sebesar 500 juta rupiah. Alif langsung sujud dan dengan teriakan bahagia Alif langsung memeluk kedua orang tuanya yang saat itu mengikuti acara tersebut.

Alif juga menggunakan uang hasil rasnya untuk pergi ke tanah suci bersama orang tuanya dan sesampainya di sana dia dan orang tuanya bersujud sebagai rasa syukur atas rahmat dan nikmat yang telah Tuhan berikan kepada mereka.

Tamat

Sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/si-pejuang-mimpi.html

Di Tulis : Rizal

 

Senin, 28 Desember 2020

KISAH KEDUA : KISAH KEMATIAN NABIYULLAH ADAM ‘Alayhi Salam

KISAH KEDUA : KISAH KEMATIAN NABIYULLAH ADAM ‘Alayhi Salam



PENGANTAR

Kisah ini memberitakan kepada kita tentang saat-saat terakhir kehidupan bapak kita Adam dan keadaannya pada saat sakaratul maut. Para Malaikat memandikannya, memberinya wangi-wangian, mengkafaninya, menggali kuburnya, menshalatkannya, menguburkannya dan menimbunnya dengan tanah. Mereka melakukan itu untuk memberikan pengajaran kepada anak cucu sesudahnya, tentang bagaimana cara menangani orang mati.

NASH HADIS

Dari Uttiy bin Dhamurah As-Sa'di berkata, "Aku melihat seorang Syaikh di Madinah sedang berbicara. Lalu aku bertanya tentangnya." Mereka menjawab, "Itu adalah Ubay bin Kaab." Ubay berkata, "Ketika maut datang menjemput Adam, dia berkata kepada anak-anaknya, 'Wahai anak-anakku, aku ingin makan buah Surga." Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya. Mereka disambut oleh para Malaikat yang telah membawa kafan Adam dan wewangiannya. Mereka juga membawa kapak, sekop, dan cangkul.

Para Malaikat bertanya, "Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?" Mereka menjawab, "Bapak kami sakit, dia ingin makan buah dari Surga." Para Malaikat menjawab, "Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba."

Lalu para Malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka, maka dia berlindung kepada Adam. Adam berkata kepada Hawa, "Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan Malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala." Lalu para Malaikat mencabut nyawanya, memandikannya, mengkafaninya, memberinya wewangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahat di kuburnya, menshalatinya. Mereka masuk ke kuburnya dan meletakkan Adam di dalamnya, lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu. Lalu mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian."

PENJELASAN HADIS

Hadis ini menceritakan berita bapak kita, Adam manakala maut datang menjemputnya -Adam rindu buah Surga. Ini menunjukkan betapa cinta Adam kepada Surga dan kerinduannya untuk kembali kepadanya. Bagaimana dia tidak rindu Surga, sementara dia pernah tinggal di dalamnya, merasakan kenikmatan dan keenakannya untuk beberapa saat.

Bisa jadi keinginan Adam untuk makan buah Surga merupakan tanda dekatnya ajal. Sebagian hadis menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun- tahun umurnya. Dia menghitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya dia mengetahui bahwa tahun-tahun umurnya telah habis. Perpindahannya ke alam Akhirat telah dekat. Dan tanpa ragu, Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya. Mana mungkin mereka bisa menembus Surga lalu memetik buahnya. Anak-anak Adam juga menyadari hal itu. Akan tetapi, karena rasa bakti mereka kepada bapak mereka, hal itulah yang mendorong mereka untuk berangkat mencari.

Belum jauh anak-anak Adam meninggalkan bapaknya, mereka telah dihadang oleh beberapa Malaikat yang menjelma dalam wujud orang laki-laki. Mereka telah membawa perlengkapan untuk menyiapkan orang mati.

Para Malaikat memperagakan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap jenazah seperti pada hari ini. Mereka membawa kafan, wewangian, juga membawa kapak, cangkul, dan sekop yang lazim diperlukan untuk menggali kubur.

Ketika anak-anak Adam menyampaikan tujuan mereka dan apa yang mereka cari, para Malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka, karena bapak mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.

Manakala para Malaikat maut datang kepada Adam, Hawa mengenalinya sehingga dia berlindung kepada Adam. Sepertinya Hawa hendak membujuk Adam agar memilih hidup di dunia, karena para Rasul tidak diambil nyawanya sebelum mereka diberi pilihan (antara kehidupan dunia dan Akhirat .pen) sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam kepada kita.

Adam tidak menggubris dan menghardiknya dengan berkata, "Menjauhlah dariku, karena aku pernah melakukan dosa karenamu." Adam mengisyaratkan rayuan Hawa untuk makan pohon yang dilarang semasa keduanya berada di Surga.

Para Malaikat mengambil ruh Adam. Mereka sendirilah yang mengurusi jenazahnya dan menguburkannya, sementara anak-anak Adam melihat mereka. Para Malaikat itu memandikannya, mengkafaninya, memberinya wangi-wangian, menggali kuburnya, membuat liang lahat, menshalatinya, masuk ke kuburnya, meletakkannya di dalamnya, lalu mereka menutupnya dengan bata. Kemudian mereka keluar dari kubur dan menimbunkan tanah kepadanya. Para Malaikat mengajarkan semua itu kepada anak-anak Adam. Mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian." Yakni, cara yang Allah pilih untuk kalian dalam hal mengurusi mayat kalian.

Cara ini adalah syariat umum yang berlaku untuk seluruh Rasul dan semua orang beriman di bumi ini, mulai sejak saat itu sampai sekarang. Dan cara apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dari petunjuk Allah, yang besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya. Barang siapa melihat tuntunan kaum muslimin dalam urusan jenazah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, maka dia pasti melihat kesamaan antara hal itu dengan perlakuan para Malaikat kepada Adam.

Sepanjang sejarah, petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar umat manusia. Ada yang membakar orang mati. Ada yang membangun bangunan-bangunan megah, seperti piramid, untuk mengubur orang mati dengan meletakkan makanan, minuman, mutiara dan perhiasan bersamanya. Ada yang meletakkan mayit di kotak batu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu yang tidak berguna. Dan yang paling utama, semua itu telah menyelisihi petunjuk yang Allah syariatkan kepada mayit Bani Adam.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS

1.            Disyariatkan menyiapkan mayit dan menguburkannya seperti disebutkan di dalam hadis.

2.            Sunnah terhadap mayit adalah petunjuk semua Rasul dalam setiap syariat mereka.

3.            Pengajaran Malaikat kepada anak-anak Adam tentang sunnah ini dengan ucapan dan perbuatan.

4.            Semua cara menangani mayit selain cara yang disebutkan di dalam hadis di atas adalah penyimpangan dari manhaj dan petunjuk Allah.

5.            Keutamaan bapak kita Adam, di mana para Malaikat mengurusi jenazahnya, menshalatkannya dan menguburkannya.

6.            Kemampuan para Malaikat untuk menjelma menjadi manusia dan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

7.            Sudah munculnya beberapa peralatann sejak zaman manusia pertama, seperti kapak, cangkul dan sekop.

8.            Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya. Adam memakan buah karena hasutan Hawa. Dan Allah telah meminta kita agar berhati-hati terhadap sebagian istri dan anak-anak kita, "Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka." (QS. At-Thaghabun: 14)

TAKHRIJ HADIS

Hadis ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad, 5/136.

Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadis ini berkata, "Sanadnya shahih kepadanya." (Yakni kepada Ubay bin Kaab). Al-Bidayah wan Nihayah, 1/98.

Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad. Rawi-rawinya adalah rawi-rawi hadis shahih, kecuali Uttiy bin Dhamurah. Dia adalah rawi tsiqah." Majmauz Zawaid, 8/199.

Hadis ini walaupun mauquf (sanadnya tidak sampai pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam) pada Ubay bin Kaab, tetapi mempunyai kekuatan hadis marfu’, karena perkara seperti ini tidak membuka peluang bagi akal untuk mengakalinya

Senin, 21 Desember 2020

Habib Umar bin Hafidz dari waktu ke waktu

Habib Umar bin Hafidz dari waktu ke waktu

1972 : Beliau hanyalah seorang anak yatim berusia 9 tahun yang baru saja kehilangan ayah dan pendidik utamanya (Habib muhammad bin Salim) yang diculik dan dibunuh oleh rezim komunis yang berkuasa di Yaman Selatan kala itu, usai wafat sang ayah, beliau dan ibunya seringkali tidak makan berhari-hari karena tidak ada lagi yang menafkahi, dunia tidak bersahabat dengannya.

 1981 : Pemerintah komunis penjajah yang berkuasa di Yaman semakin menjadi, mereka membunuh dan menyiksa para ulama, menutup rubat-rubat dan madrasah serta melarang semua hal yg berbau islam, keluarganya khawatir beliau akan bernasib sama seperti ayahnya, akhirnya ia terpaksa ''dilarikan'' ke kota Baidho, Yaman utara, selama 11 tahun beliau belajar,mengajar dan menikah di kota itu, setelah menikah beliau tinggal di sebuah rumah kecil dgn 3 ruangan (kamar, dapur, dan toilet), beliau pun terpaksa ''mengungsi'' di dapur ketika teman-teman istrinya datang bertamu, dunia masih enggan bersahabat dengannya

 1992 : Beliau kembali lagi ke kota Tarim bersama istri dan anaknya, karena belum punya tempat tinggal, beliau menumpang di rumah kakaknya AlHabib Ali Masyhur (Mufti Tarim saat ini), anaknya menceritakan keadaan saat itu :

''Kami tinggal dikamar yang sangat sempit, hanya cukup untuk 3 orang, aku, abahku dan ibuku, begitu sempitnya sampai-sampai abahku harus sholat tahajjud di jalan antara kamar dan toilet..ketika kami pindah ke rumah baru di kawasan ‘Aidid, aku seakan-akan baru masuk surga..''

 1994 : Beliau mulai memiliki beberapa murid dari Yaman dan Indonesia, setiap selesai sholat subuh beliau harus menyetir mobil dari tarim ke kota Seiwun (sekitar 30 km dari Kota Tarim) guna membeli sarapan pagi untuk murid-muridnya, beliau dan keluarganya seringkali memakan sisa roti atau nasi murid-muridnya, karena dirumahnya tidak dijumpai makanan sama sekali), bahkan di hari raya beliau dan keluarga hanya bisa memakan sebungkus biscuit (padahal semisikin-miskinnya orang sini masih bisa makan daging waktu lebaran), waktu itu, ia hanya berkata pada anak-anaknya :

''Apakah ada yang kurang dari hidup kita meski kita cuma memakan biskuit di hari raya.. ?''

 2015 : ketika banyak mata di dunia tertuju kepadanya, ketika semua bibir berebut mencium tangannya, ketika semua telinga menunggu setiap apa yg keluar dari lisannya, mereka mungkin tidak tahu bahwa beliau dulu adalah seorang anak yatim yang sempat ''diragukan'' masa depannya,.

Seluruh yang didapatkan Habib Umar saat ini adalah buah dari ketulusan, kesabaran dan keteguhan beliau dalam mengarungi kehidupan

Habib Ali AlJufri salah seorang murid senior beliau pernah berkata :

''Habib Umar adalah contoh dari seorang yang tidak pernah menyerah pada kehidupan, sepahit apapun cobaan hidup yang ia rasakan..''

Demikianlah secuil perjalanan hidup guru mulia Habib Umar bin Hafidz yang penuh makna dan pelajaran

Sumber : Cerita ini dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain, Habib Ali AlJufri, Sayyid Salim bin Umar, Syeikh Fahmi Ubaidun dan asatidz Darul Musthafa lainnya.
Di Tulis : Roub