SMS = BID'AH!!!
Bukan kiai jika tak menelan resiko. Itulah yang dialami Kiai Ahmad Ishomuddin saat mengasuh rubrik konsultasi fiqih di sebuah surat kabar Lampung.
Suatu saat beliau menerima pertanyaan tentang hukum
membunyikan sirine sebagai penanda waktu imsak. Usai menjelaskan dalil dan
alasannya, Kiai Ishom menjawab: "mubah alias boleh". Karena bersifat
membantu masyarakat banyak untuk hampir dimulainya ibadah shiyam pada hari itu.
Ternyata tak semua orang puas dengan jawaban tersebut. Ya,
esoknya sebuah SMS tak dikenal masuk di HP Kiai Ishom, “Klun... ting...”
Tanpa permisi SMS itu protes begini:
“Kiai, Anda jangan mengajak dan menyebarkan bid’ah. Kalau
menggunakan sirine sebagai tanda imsak itu perbuatan baik, niscaya
Rasulullahlah yang pertama kali menggunakan dan memerintahkannya kepada para
sahabat. (Sekedar memberi peringatan!!!).”
Kiai Ishom paham, tiga tanda seru di ujung itu adalah
petunjuk bahwa si pengirim sedang tidak main-main. Tapi, apa yang terjadi? Kiai
Ishom malah SMS balik:
“Kalau memberi peringatan melalui SMS merupakan perbuatan
baik, maka Rasulullah lah yang pertama kali menggunakan dan memerintahkannya
kepada para sahabat. (Sekedar memberi jawaban!!!).” Mendapat jawaban seperti
itu, si pengirim SMS tidak merespon lagi. (Mahbib Khoiron)
0 Comments: